Imam At Thabari
Semasa hidupnya, ia belajar di kota Ray, Baghdad, kemudian Syam dan juga di Mesir.
Di antara karyanya yang terkenal adalah Tarikh ar-Rusul wa al-Muluk (Sejarah Para Nabi dan Raja) atau lebih dikenal sebagai Tarikh ath-Thabari. Kitab ini berisi sejarah dunia hingga tahun 915, dan terkenal karena keakuratannya dalam menuliskan sejarah Arab dan Muslim. Karya lainnya yang juga terkenal berupa tafsir Quran bernama Tafsir al-Thabari, yang sering digunakan sebagai sumber oleh pemikir muslim lainnya, seperti Al-Baghawi, as-Suyuthi dan juga Ibnu Katsir.
Imam At-Thabari terkenal sebagai seorang 'alim yang terkemuka pada masanya. mengenai sejarah hidupnya, al-Khatib al-baghdadi mencatat beberapa karakter beliau yang menggambarkan betapa luasnya ilmu yang beliau miliki.
Imam At-Thabari dikenal sebagai ulama yang mampu menghafal al-Qur'an sekaligus memahami maksud dan maknanya, Faqih dalam bidang hukum, menguasai Sunnah dengan baik, meliputi sahih-saqim nya maupun nasikh-mansukh nya, bahkan perkataan para shahabat Rasulullah juga beliau kuasai dengan baik. beliau juga menguasai tentang sejarah.
Senada dengan al-Khatib al-Baghdadi, al-Abbas bin Suraij juga mengemukakan pandangannya, yaitu bahwa Imam At-thabari merupakan seorang 'alim dalam beberapa bidang ilmu, seperti ilmu qira'ah, tafsir, hadits, fiqh dan tarikh / sejarah.
Selain dikenal sebagai seorang yang 'alim 'allamah, beliau juga dikenal sebagai orang yang zuhud. beliau menghabiskan sebagian besar umurnya untuk ilmu dan menjalani kehidupannya dengan penuh kesederhanaan. kesederhanaannya tercermin dari harta yang ia miliki tidak lebih dari sekedar untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga tidak mengherankan jika beliau selalu meolak jabatan untuk menjadi seorang qadhi atau hakim padahal beliau mampu untuk itu, dan jika beliau mau menerima jabatan tersebut, tentu hidupnya akan kaya. itulah sebagai gambaran kecil kehidupan beliau yang zuhud.
Imam At-Thabari terkenal sebagai seorang 'alim yang terkemuka pada masanya. mengenai sejarah hidupnya, al-Khatib al-baghdadi mencatat beberapa karakter beliau yang menggambarkan betapa luasnya ilmu yang beliau miliki.
Imam At-Thabari dikenal sebagai ulama yang mampu menghafal al-Qur'an sekaligus memahami maksud dan maknanya, Faqih dalam bidang hukum, menguasai Sunnah dengan baik, meliputi sahih-saqim nya maupun nasikh-mansukh nya, bahkan perkataan para shahabat Rasulullah juga beliau kuasai dengan baik. beliau juga menguasai tentang sejarah.
Senada dengan al-Khatib al-Baghdadi, al-Abbas bin Suraij juga mengemukakan pandangannya, yaitu bahwa Imam At-thabari merupakan seorang 'alim dalam beberapa bidang ilmu, seperti ilmu qira'ah, tafsir, hadits, fiqh dan tarikh / sejarah.
Selain dikenal sebagai seorang yang 'alim 'allamah, beliau juga dikenal sebagai orang yang zuhud. beliau menghabiskan sebagian besar umurnya untuk ilmu dan menjalani kehidupannya dengan penuh kesederhanaan. kesederhanaannya tercermin dari harta yang ia miliki tidak lebih dari sekedar untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga tidak mengherankan jika beliau selalu meolak jabatan untuk menjadi seorang qadhi atau hakim padahal beliau mampu untuk itu, dan jika beliau mau menerima jabatan tersebut, tentu hidupnya akan kaya. itulah sebagai gambaran kecil kehidupan beliau yang zuhud.
Kehidupan Beliau
Tanda-tanda kesuksesan terlihat jelas pada diri Muhammad bin Jarir ath-Thabari sejak masih remaja. Beliau telah berhasil menghafal Al-Quran pada umur 7 tahun dan mulai menjadi imam shalat pada umur 8 tahun. Dan pada usia 9 tahun beliau sudah menulis kitab hadis. Kesuksesan ath-Thabari adalah berkat dorongan ayahnya yang selalu menuntutnya untuk terus belajar. Ayahnya selalu memberikan semangat kepada ath-Thabari untuk tetap rajin belajar dan menuntut ilmu. Beliau menghabiskan beberapa tahun dari umurnya menimba ilmu di kota Amol, kota kelahirannya, lewat para ulama dan guru setempat. Ketika beranjak remaja, keinginan belajarnya meningkat dan sering keluar kota untuk memperdalam menimba ilmu, sering berpindah-pindah tempat, dan tinggal di antara kota-kota thibristan.
Tidak hanya itu, ia juga merambah daerah-daerah tetangga sekitar kotanya, daerah yang banyak terdapat berkumpulnya para ulama. Ia menimba ilmu dari mereka, seperti ilmu tafsir, hadis dan sejarah. Setelah selesai menimba ilmu dari mereka. Ath-Thabari merasa belum cukup dan memutuskan untuk pergi menuju kota baghdad. Sebelumnya, beliau pernah mendengar nama besar seorang ulama terkenal di Baghdad, Ahmad bin Hanbal. Karena itu, ia sangat ingin bertemu dengannya dan menimba ilmu sebanyak-banyaknya dari ulama terkenal tersebut. Akhirnya beliau berangkat ke kota Baghdad pada tahun 241 H/855 M. Namun cita-citanya itu kandas ketika beliau baru sampai di pinggiran kota Baghdad setelah mendengar berita kematian sang ulama besar yang dikaguminya itu, Ahmad Bin Hambal. Keinginannya untuk meneruskan perjalanan ke kota Baghdad pun menurun, hilang harapannya. Namun kecintaan terhadap ilmu dan pelajaran tetap terjaga kuat dan terus berusaha mencari sumber pengetahuan lainnya. Ath-Thabari tidak langsung ingin segera kembali ke kota asalnya, tetapi ia malah berbelok arah menuju kota Basrah, di mana di kota itu berkumpul sejumlah ulama besar.
Kemudian, ia pergi lagi ke kota Wasith dan menghabiskan beberapa waktu di kota tersebut. Barulah setelah itu, ath-Thabari pindah lagi ke kota Kuffah. Di kota terakhir inilah ia belajar ilmu hadis dan qira’at pada ulama dan ahlinya langsung. Selanjutnya, ia pergi juga ke kota Baghdad untuk melengkapi pelajarannya lewat ulama yang lebih ahli.
Karya Tulis Beliau
Sebagai seorang ulama besar, imam at-Thabari tentu saja memiliki banyak karya ilmiah berupa kitab-kitab dalam berbagai disiplin ilmu keislaman.
Diantara karya beliau adalah :
1. Jami'al Bayan fi Tafsiril Qur'an, merupakan Kitab Tafsir al-Qur'an yang lenih dikenal sebagai Tafsir at-Thabari.
2. al-Qira'at wa Tanzil al-Qur'an, merupakan Kitab dalam bidang qira'at al-Qur'an (18 jilid).
3. Dalam bidang Hadits, karya beliau adalah :
a. Tahdib al-Atsar wa Tafshil ats-Tsabit 'an Rasulillah minal Akhbar, yang disebut oleh al-Qifthy dengan nama Syarah a-Atsar
b. Kitab al-Musnad al-mujarrod yang menghimpun hadits-hadits dari guru beliau
c. Kitab Fi 'Ibarat ar-Ra'yu, kitab ini juga berisi tentang hadits, namun penulisannya tidak selesai sampai sang Imam wafat.
4. Dalam bidang Fiqh, antara lain :
a. Ikhtilaf al-Fuqaha yang juga dinamai Ikhtilaf Ulama al-'Ashar fi Ahkam Syar'i al-Islam
b. Lathif al-Qawi fi Ahkam Syar'i al-Islam
c. al-Khafif fi Ahkam Syar'il Islam
d. Mukhtashar Manasik haji
e. Mukhtashar fi al-Fara'dl
f. ar-Radd 'ala Ibn 'Abdul Hakam 'ala Malik
g. Basith al-Qawi fi Ahkam Syar'il Islam
h. ar-Radd 'ala Dzi al-Asfar
i. Adab al-Qudhat.
5. Dalam bidang Ushuluddin, karya beliau antara lain:
a. Risalat al-Bashir fi Ma'alim ad-Din
b.al-Mujaz fi Ushul
6. Kitab Adab an-Nufus al-Jayyidah wal Akhlaq an-Nafisah, merupakan kitab dalam bidang akhlaq/ etika
7. Dalam bidang Sejarah, beliau menulis beberapa kitab, diantaranya :
a. Tarikh al-umam wa al-Muluk yang dikenal dengan nama tarikh at-Thabari
b. Dzail al-Mudzayyal
c. Fadha'il 'Ali bin Abi Thalib
d. Fadha'il Abu Bakar wa Umar
e. Fadha'il al-'Abbas.
Itulah beberapa karya beliau yang menunjukkan bahwa beliau merupakan seorang ulama yang produktif dalam mengarang. namun cukup disayangkan, sebagian besar kitab-kitab tersebut hilang atau tidak ditemukan lagi.
Diantara karya beliau adalah :
1. Jami'al Bayan fi Tafsiril Qur'an, merupakan Kitab Tafsir al-Qur'an yang lenih dikenal sebagai Tafsir at-Thabari.
2. al-Qira'at wa Tanzil al-Qur'an, merupakan Kitab dalam bidang qira'at al-Qur'an (18 jilid).
3. Dalam bidang Hadits, karya beliau adalah :
a. Tahdib al-Atsar wa Tafshil ats-Tsabit 'an Rasulillah minal Akhbar, yang disebut oleh al-Qifthy dengan nama Syarah a-Atsar
b. Kitab al-Musnad al-mujarrod yang menghimpun hadits-hadits dari guru beliau
c. Kitab Fi 'Ibarat ar-Ra'yu, kitab ini juga berisi tentang hadits, namun penulisannya tidak selesai sampai sang Imam wafat.
4. Dalam bidang Fiqh, antara lain :
a. Ikhtilaf al-Fuqaha yang juga dinamai Ikhtilaf Ulama al-'Ashar fi Ahkam Syar'i al-Islam
b. Lathif al-Qawi fi Ahkam Syar'i al-Islam
c. al-Khafif fi Ahkam Syar'il Islam
d. Mukhtashar Manasik haji
e. Mukhtashar fi al-Fara'dl
f. ar-Radd 'ala Ibn 'Abdul Hakam 'ala Malik
g. Basith al-Qawi fi Ahkam Syar'il Islam
h. ar-Radd 'ala Dzi al-Asfar
i. Adab al-Qudhat.
5. Dalam bidang Ushuluddin, karya beliau antara lain:
a. Risalat al-Bashir fi Ma'alim ad-Din
b.al-Mujaz fi Ushul
6. Kitab Adab an-Nufus al-Jayyidah wal Akhlaq an-Nafisah, merupakan kitab dalam bidang akhlaq/ etika
7. Dalam bidang Sejarah, beliau menulis beberapa kitab, diantaranya :
a. Tarikh al-umam wa al-Muluk yang dikenal dengan nama tarikh at-Thabari
b. Dzail al-Mudzayyal
c. Fadha'il 'Ali bin Abi Thalib
d. Fadha'il Abu Bakar wa Umar
e. Fadha'il al-'Abbas.
Itulah beberapa karya beliau yang menunjukkan bahwa beliau merupakan seorang ulama yang produktif dalam mengarang. namun cukup disayangkan, sebagian besar kitab-kitab tersebut hilang atau tidak ditemukan lagi.