Makna di balik Maulid Nabi Muhammad SAW
|
Di
Negara kita, perayaan maulid Nabi Muhammad SAW sudah menjadi rutinitas tahunan.
Hampir seluruh lapisan masyarakat islam memperingatinya, mulai dari istana
negara sampai sudut mushala. Sebagian muslimin bahkan memperingati maulid Nabi
saw pada tiap malam senin ataupun jum’at. Maulid Nabi saw biasanya diperingati
dengan berkumpulnya beberapa orang membaca al-Quran dan kisah teladan nabi saw
sepanjang hidupnya. Sejarah Rabi’ul Awal sebelum kelahiran baginda Nabi saw,
merupakan bulan yang tidak memilki keistimewaan bagi orang Arab. Menurut
As-Sayid Muhammad Alawi al-Maliki, Allah swt menjadikan bulan Rabi’ul Awwal
sebagai bulan kelahiran Nabi agar keistimewa-an dan keutamaan Nabi Muhammad
muncul dari diri beliau. Jika Nabi saw dilahirkan pada salah satu bulan asyhur
al–hurum, maka seakan-akan keutamaan Nabi saw bersumber dan mengikut pada
keutamaan dan keisti-mewaan bulan-bulan tersebut. Setelah Nabi saw dilahirkan
pada bulan Rabi’ul Awal, bulan yang asalnya tidak memilki keistimewaan ini
menjadi istimewa dan mulia berkat kelahiran Nabi saw pada bulan itu. Hal ini
juga terjadi pada hari kelahiran nabi, yaitu hari senin. Dahulu, orang arab
hanya menge-tahui kemuliaan dan keutamaan bagi hari jum’at. Setelah nabi lahir
pada hari senin, hari itu menjadi mulia dan istimewa berkat Nabi saw.
|
Nilai dan Makna
- Nilai
spiritual. Setiap insan muslim akan mampu menumbuhkan dan menambah rasa cinta
pada beliau saw dengan maulid. Luapan kegembiraan terhadap kelahiran Nabi
Muhammad SAW merupakan bentuk cerminan rasa cinta dan penghormatan kita
terhadap Nabi pembawa rahmat bagi seluruh alam sebagaimana surah Yunus; 58.
Karena figur teladan ini diutus untuk membawa rahmat bagi seluruh alam (surah
al-Anbiya’; 107). Dengan memperingati maulid, kita akan sendirinya ingat dengan
perintah bershalawat kepada Nabi saw. Allah swt dan malaikat pun telah memberi
contoh bagi kita dengan selalu bershalawat kepada beliau saw (surah
- Nilai moral
dapat dipetik dengan menyimak akhlak terpuji dan nasab mulia dalam kisah teladan
Nabi Muhammad saw. Mempraktikan sifat-sifat terpuji yang bersumber dari Nabi
saw adalah salah satu tujuan dari diutusnya Nabi saw. Dalam peringatan maulid
Nabi saw, kita juga bisa mendapat nasehat dan pengarahan dari ulama agar kita
selalu berada dalam tuntunan dan bimbingan agama.
- Nilai sosial.
Memuliakan dan mem-berikan jamuan makanan para tamu, terutama dari golongan
fakir miskin yang menghadiri majlis maulid sebagai bentuk rasa syukur kepada
Sang Maha Pencipta. Hal ini sangat dianjurkan oleh agama, karena memiliki nilai
sosial yang tinggi (surah al-Insan
- Nilai
persatuan akan terjalin dengan berkumpul bersama dalam rangka bermaulid dan
bershalawat maupun berdzikir. Diceritakan bahwa Shalahuddin al-Ayubi
mengumpulkan umat islam dikala itu untuk memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.
Hal itu dilakukan oleh panglima islam ini bertujuan untuk mempersolid kekuatan
dan persatuan pasukan islam dalam menghadapi perang salib di zaman itu. Semoga
dengan memperingati Maulid Baginda Nabi saw kita dapat memetik nilai-nilai
positif.
Fadilah
Perayaan Maulid Nabi Menurut fatwa seorang Ulama besar : Asy-Syekh Al Hafidz
As-Suyuthi menerangkan bahwa mengadakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw,
dengan cara mengumpulkan banyak orang, dan dibacakan ayat-ayat al-Quran dan
diterangkan (diuraikan) sejarah kehidupan dan perjuangan Nabi sejak kelahiran
hingga wafatnya, dan diadakan pula sedekah berupa makanan dan hidangan lainnya
adalah merupakan perbuatan Bid’ah Hasanah (bid’ah yang baik), dan akan mendapatkan
pahala bagi orang yang mengadakannya dan yang menghadirinya, sebab terdapat
rincian beberapa ibadah yang dituntut oleh syara’ serta sebagai wujud
kegembiraan, kecintaan atau mahabbah kepada Rasullullah saw.
About Unknown -
Daarul Fiqih menyediakan informasi yang benar berdasarkan Al Qur'an, Hadits, dan Qiyas serta Ijma' Ulama agar Umat Islam Selamat dari Pengaruh Kaum Tanpa Madzhab